http://www.thehardisfamily.my.id/

Serba-serbi Buku Kisah Yang Tlah pernah Hilang


Komunitas Ibu Bahagia Launching buku lagi nih… Mau tahu keseruan peluncuran bukunya silahkan bisa disimak aja ya moms. Jadi, buku yang berjudul Kisah yang Tlah Pernah Hilang ini merupakan buku ke-7 dari Komunitas Ibu Bahagia. 

Sekilas Komunitas Ibu Bahagia
Komunitas ini merupakan perkumpulan para ibu yang berasal dari berbagai kota dan belahan dunia, kita berkenalan secara online dan terus bergerak dan membuat kegiatan bagi para ibu dimana pun berada. 

Komunitas ini berawal dari para peserta 
training menulis online yang di selenggarakan oleh Penerbit Ihsan Media, dan kemudian peserta yang lolos berkumpul untuk dalam sebuah grup dan ihsan media memberi wadah untuk belajar dan berkembang bersama. Maka pada bulan November 2018 lahirlah Komunitas Ibu Bahagia. 

Seiring berjalannya waktu komunitas ini tidak hanya membahas mengenai kepenulis, namun kita belajar tetang hal-hal yang menjadi minat para ibu, didalamnya disi dengan seminar-seminar parenting, belajar mengaji, craft dan lain-lain. Dan tidak terasa tahun ini akan menginjak di usia 5 tahun Komunitas Ibu Bahagia 
Serba-serbi peluncuran buku Kisah yang Tlah Pernah Hilang 

Sudut padang pembaca 
Pada tanggal 15 Oktober 2023, buku yang berisi antologi tentang ramadan, namun disalamnya memilki cerita yang sangat kuat, karena setiap penulis memilki momen yang berbeda dalam setiap naskahnya. 

Delapan belas penulis yang berawalan mengikuti sayembara menulis pada bulan ramadhan, dan naskah mereka yang lolos akhirnya dikumpulkan dalam buku ini. Beberapa komentar para pembacanya yang telah membeli dan membaca buku ini mengungkapkan. 

"Dalam buku ini memilki cerita yang menyentuh hati, karena di tulis oleh para ibu yang memilki perasan yang kuat dengan apa yang dialaminya." Ucap Teh Annisa saat memberikan komentar mengenai buku ini. 

Komentar lain dari seorang ibu berusia 60 th yang telah membaca buku ini." Cerita-cerita yang disajikan dalam buku ini sangat menyentuh hati, setelah membaca beberapa cerita ini sampai menangis." Tuturnya. 

"Buku ini sangat cocok untuk kado hadiah Ramadan, ada beberapa cerita yang di ceritakan disini pernah saya alami sebelumnya namun sudah selesai di titik itu " 

Wah komentar dari para pembaca memiliki nilai yang sangat positif tentang buku ini 

Penulis bercerita 

Aku yang merupakan salah satu penulis dalam buku ini, menceritakan tentang kisah perjalanan kami saat akan melangsungkan pernikahan, sehingga tulisan ini menjadi kado pernikahan aku yang ke-9 pada tahun ini. 

Satu Ramadan 1435 H, aku dilamar oleh suami yang saat itu masih calon. Pertemuan yang singkat dengannya, ternyata ia menjadi labuhan terakhir dalam mengarungi gerbang kehidupan rumah tangga. Siang itu, ia memberiku pesan bahwa ia akan datang bersama ibu dan kakaknya karena ayahnya sedang sakit keras. 

Degup jantungku semakin cepat, aku sudah menunggu hari ini datang. Pertemuanku dengan sang calon baru lima kali. Namun, saat pertemuan kedua ia sudah melamarku secara pribadi pada orang tua. Dan, hari ini, adalah hari lamaran resminya. 
Lamaranku memang tidak seramai yang orang-orang lakukan. Hanya keluarga inti saja, papa, mamaku, aku, suami, kakaknya dan ibunya. Di ruang tamu yang bercat krem itu, ibunya resmi melamar aku dan menentukan tanggal pernikahan. Insyaallah akan dilaksanakan 5 Syawal 1435 H tepatnya 1 Agustus 2014 bakda magrib. 
Kami memutuskan hanya mengundang keluarga besar saja, karena melihat kondisi ayahnya yang sudah sakit keras sehingga khawatir jika ia hadir dan terlalu banyak orang. Aku pun, menginginkan acara pernikahan yang sangat intim. Sehingga orang yang hadir dalam acara benar-benar orang yang kami kenal. 
Azan Asar pun berkumandang, kesepakatan antar keluarga sudah terpenuhi. Bismillah semoga acara pernikahan kami berjalan lancar. 
"Tinggal 35 hari ya." ucap suamiku. Aku membalasnya dengan anggukan dan senyuman. 

Setelah pertemuan selesai aku menemui bapak mertuaku. Tubuhnya terbaring dan mulai mengecil karena asupan makanan yang sedikit, dengan selang infus dan tabung oksigen yang tak pernah lepas. Ia memanggilku dengan terbata-bata. 
"Nengg …." Sambil memberikan kode supaya aku mendekat. Aku mendekatinya lalu duduk di sampingnya. 
"Kumaha Pa." (Gimana Pa) Sambil aku pegang tangannya. Dengan nada perlahan ia berbicara 
"Punten ya Neng, engke dina wartosna Bapak teu tiasa nyaksian Neng sareung Aa" (Maaf ya Neng nanti saat acara, Bapak, tidak bisa menyaksikan pernikahan Neng dan Aa). 
Aku menjawab, "Insyaallah Bapak kuat, sehat." Bapak menggelengkan kepalanya……… 

Penggalan tulisan ini, berada di dalam buku Kisah yang Tak pernah Hilang yang berjudul Moment kehilangan dan Gerbang Kehidupan. 

Tidak terasa monent peluncuran buku ini sudah berlangsung 2 jam dan para peserta masih dengan semangat menyimak hingga selesai acara. 

Dan salam acara ini pun bertabur beragam hadiah doorprize, bagi peserta yang mengikuti perluncuran buku ini. 

Bagi yang ingin menikmati keseruan cerita yang ada dalam buku ini, bisa melalui para penulis atau langsung melalui penerbit ihsan media. 

Alhamdulillah acara peluncuran buku ini berjalan dengan lancar, atas izin Allah dan kami para penulis pun bisa mengenal lebih dekat satu sama lain. Terima kasih Komunitas Ibu Bahagia terus menebitkan buku dan banyak memberikan manfaat bagi para ibu dimana pun berada. 


1 komentar